Selasa, 24 April 2012

Jaga Anak Anda Dari Tindak Kriminal Dengan Ekstrakurikuler


Berita kriminalitas yang ditayangkan oleh semua stasiun televisi tak lagi menyoal pada pencurian, kerusuhan, demonstrasi dan korupsi. Tapi lebih marak tentang kasus penculikan, pemerkosaan, kekerasan, bahkan pembunuhan yang korbannya adalah perempuan. Keamanan akan keselamatan perempuan dinilai sangat kurang. Apa yang menyebabkan itu terjadi? Dimana letak kesalahannya?
Mari kita coba memperkecil kemungkinan kasus kekerasan pada anak di bawah umur dengan ekstrakurikuler di sekolah. Maksudnya?
Begini, hampir di tiap sekolah ekstrakurikuler memang sangat diminati dan bahkan jauh lebih disukai dibandingkan dengan waktu belajar di dalam kelas. Mungkin alasannya adalah karena kegiatannya yang tidak monoton. Jika belajar hanya berkutat dengan buku, papan tulis, dan penjelasan guru, maka ekstrakurikuler menawarkan hal lain dari hanya sekedar itu. ada kegiatan diluar kelas, dengan pemandangan yang berbeda dari hanya sebuah ruangan kelas. Ekstrakurikuler memang jauh lebih menyenangkan.
Ekstrakurikuler saat ini jauh lebih bervariasi, tak hanya basket, voli, atau sepakbola. Saat ini muncul sejumlah ekstrakurikuler baru seperti modern dance,  traditional dance, cheerleaders, kerohanian, theater, melukis,  jurnalistik, beladiri , pecinta alam, vocal group, dan sejumlah ekskul lainnya.
Dari beberapa yang saya sebutkan di atas, ekskul bela diri lah yang paling kurang dinikmati para murid perempuan. Dengan alasan beladiri lebih pantas dan cocok untuk murid laki – laki.
Contohnya adik perempuan saya. Saat saya meminta dia bergabung dalam ekstrakurikuler karate, ia menolak mentah – mentah. Karena ia tidak mau terlihat tomboy dengan mengikuti ekskul tersebut. Dan dia memilih mengikuti ekstrakurikuler  modern dance bersama beberapa rekannya. Yang katanya juga, ekskul modern dance jauh lebih keren daripada ekskul bela diri lainnya. Dan yang saya lihat saat berkunjung ke sekolah adik saya memang hampir 90% dari mereka yang mengikuti ekstrakurikuler bela diri adalah murid laki – laki.
Sebenarnya manfaat bela diri tak hanya sebagai ilmu untuk dapat menjaga keamanan atas diri sendiri maupun orang lain, tapi juga bisa untuk menjaga kesehatan. Dalam beladiri mereka akan diajarkan olah nafas, kepekaan diri tehadap datangnya penyakit, bahkan ada juga jenis bela diri yang mampu mendeteksi kesehatan tubuh orang lain. Namun sayangnya sebelum para murid mengetahui khasiat yang ada dalam beladiri tersebut, mereka sudah lebih dulu bersikap antipati. Mungkin dianggap latihannya berat, ada adegan memukul, membanting, menendang dan lain – lain yang membuatnya terkesan sangat ekstrim. Padahal sebelum diajarkan ilmu – ilmu tersebut sudah pasti mereka akan dikenalkan pada dasar – dasarnya terlebih dahulu. Semua butuh proses. Tidak mungkin pelatih bela diri tanpa mengenalkan dasar – dasar beladiri tiba – tiba menyuruh mereka saling pukul  atau saling tending tanpa tahu bagaimana cara melakukannya secara benar. Karena bela diri bukan tawuran. Dalam setiap aksi pasti ada tata caranya. Tidak asal – asalan.
Disini bisa kita lihat, betapa kurangnya pemahaman murid – murid terutama perempuan akan pentingnya bela diri untuk keamanan diri sendiri. Jika di sinetron ada tayangan saat perempuan mendapat perlakuan yang tidak baik, akan diperkosa, atau digoda sejumlah laki – laki, lantas tiba – tiba ada seorang laki – laki yang berperan sebagai jagoan mendadak muncul dan melawan beberapa penjahat tersebut, apakah ini terjadi di dunia nyata? Mungkin saja. Tapi tidak selalu.
Dan disini kita sendiri yang harus menjaga diri. Menjaga keamanan atas nyawa kita. Tak usah jauh – jauh berfikir akan membantu oranglain, mulailah dengan membantu diri sendiri dulu saat kita sedang berada di lokasi atau kawasan rawan kejahatan.
Pihak guru memang tidak pernah memaksakan ekstrakurikuler apa yang akan dipilih oleh muridnya. Mereka dibiarkan untuk memilih sesuai minatnya. Memang, guna ekstrakurikuler selain untuk mengasah bakat juga mengajarkan para murid berorganisasi. Melakukan interaksi antar individu. Agar tidak menjadi manusia yang menganut paham individualisme yang tinggi. Namun itu dulu. saat kejahatan pada perempuan di bawah umur belum marak seperti sekarang ini.
Memang benar, tanggung jawab guru dan sekolah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Maksudnya, para guru memberikan ilmu pada muridnya di sekolah. Keamanan murid di sekolah pun menjadi tanggung jawab guru dan pihak sekolah. Tapi jika salah satu murid setelah pulang sekolah mendapat perlakuan tidak senonoh, diperkosa bergilran saat perjalanan pulang, diculik, atau bahkan dibunuh, apakah guru tak memiliki hati nurani? Pastilah ada.
Maka dari itu, saat ini sudah sepatutnya guru ikut memberikan saran pada ekstrakurikuler yang akan di pilih oleh siswa dan siswinya. Berikan gambaran pada mereka  tentang kondisi dunia luar saat ini. Beri contoh pada murid – murid tentang kasus – kasus kriminalitas yang terjadi belakangan ini. Buat mereka berfikir jika itu terjadi pada diri mereka sendiri, atau pada saat mereka melihat ada salah seorang rekan yang mendapat perlakuan yang tidak baik.
Pihak orangtua pun seyogyanya turut andil dalam pengambilan keputusan, sedikit memaksa demi kebaikan si anak rasanya lumrah saja. Kalau perlu berikan mereka contoh kemungkinan terburuk jika mereka tidak memiliki kemampuan bela diri. Ingat, saat ini kondisi tengah memaksa anda untuk bersikap lebih keras dan ketat terhadap pola menjaga anak. Baik guru maupun orangtua. Karena kejahatan semakin tak pandang usia. Semakin sadis dan diluar akal sehat manusia.

Salam Sayangku untuk anak anda dirumah

Tidak ada komentar: