Selasa, 24 April 2012

Oknum Teller Yang Ngawur


Beberapa hari yang lalu saya mendatangi sebuah bank swasta yang bekerjasama dengan PLN menangani pembayaran listrik. Lokasinya di Jakarta Timur.  Bank yang memiliki logo lingkaran merah seperti bentuk donat ini terlihat sepi. Saya kesana sekitar pukul 11 siang. Awalnya saya cukup senang karena berfikir kalau saya tak perlu berlama-lama disana, tak perlu antri, dan lainnya.”mbak mau bayar listrik?” sapa seorang satpam. “iya pak, masa saya mau karaoke?” canda saya. “apa perlu ambil nomor antrian?” tanya saya lagi.  ”oh ngga usah mbak, sepi kok. Langsung aja ke teller, silahkan dipilih ..” jawabnya diselingi senyum memikat ala satpam bank.
saya pun menuju ke deretan teller. Disana saya pilih yang paling ramah wajahnya. Karena kalau saya ketemu teller jutek, bisa saya balas lebih jutek lagi ahahaa. karena ngga ada yang lebih manis dari saya (wkwkwkwkw) akhirnya saya pilihlah teler jutek yang berjilbab merah.
“mbak mau bayar listrik,” langsung saya sodorkan kwitansi bulan sebelumnya. ” tanpa menyapa si teller meraih kertas saya dan kemudian mengecheck tagihan. “dua ratus lima ribu mbak..” ucapnya. saya sodorkanlah uang 300 ribu dengan pecahan 100 ribuan. “ada uang pas nggak? lima ribu ada?” tanyanya tanpa senyum yang saya harapkan. “wah uangnya cm segitu mbak. nih adanya cuma dua ribu, buat parkir itu juga,,” saya mulai esmosi.  Si teller jutek ini menyerahkan kembalian sebesar 50.000 sambil berkata, “tuker aja di luar. disini nggak ada uang kecil!!!” semakin menjadi lah juteknya saya. “oh gitu ya??? oke sebentar, saya cari UANG RECEHNYA DULU!!!” jawab saya dengan penekanan nada.
Saya melangkah keluar bank dan mencari warung yang ada di sebelahnya. “beli apa mbak?” sang pedagang spontan mendekati saya. “hmm,, rokok aja deh..!!” jawab saya msih setengah emosi. lalu saya sodorkan uang 50rb’an tadi. “wah mbak nggak ada kembaliannya. hadeehhhhhh rasanya ingin muntab - muntab saya saat itu. saya terpaksa memaksa pedagang itu supaya mau mencarikan kembalian. biar saya menunggu di depan warung. toh saya nggak akan nyolong juga disitu (satpamnya pada berjejer soalnya hihihi). kurang lebih 5 menit saya mejeng di depan warung. sampai akhirnya itu pedagang datang. “ini mbak.,,” “oh ya makasi mas,, maaf merepotkan, teller di dalam lagi pada sawan, makanya saya disuruh tukar uang.” ucap saya sedikit bercanda supaya pedagangnya ga marah karena sudah saya kerjain siang ini.
Kembali saya masuk ke dalam bank. OHMIGOD,, si teller jutek yg sawan itu melihat ke arah saya sambil memakan lontong isi dan masih menempel pula daun pisang dimulutnya.  dan tanpa rasa segan atau malu dia menyodorkan uang kembalian 50rb lagi dan kwitansi. saya pun setelah memberinya 5rb langsung cepat - cepat keluar dari bank. Dalam hati saya cuma dongkol, kalau dia bankir cantik kaya Melinda Dee sih gak apa2 deh kelakuannya gitu. hadehhh capee ya??? xixixixi
Apa seperti ini cerminan teller yang baik? Apa dia nggak punya SOP bagaimana cara memperlakukan customer / nasabah? kok bisa - bisanya orang macam itu dipekerjakan?!
Bank swasta itu sudah punya cukup nama. harusnya mereka mempekerjakan orang yang disiplin dan bertanggung jawab pada profesi. jangan seenaknya. pelayan kantin kampus saya saja lebih sopan dari pada dia. (minimal ada riak malu diwajahnya jika kelihatan sedang makan oleh konsumen).
ya saya kembalikan saja pada rekan - rekan. saya yakin itu cm oknum (semoga ga ada lagi) . kalau sampai ada bakalan saya potret mukanya hihihi,,
salam hangat :D

Tidak ada komentar: