Selasa, 24 April 2012

Waspadai Manajemen Artis!! Bisa Menguntungkan Bisa Pula Merugikan


Industri musik Indonesia beberapa tahun terakhir nampak ramai dengan kehadiran band – band baru yang bermunculan. Event – event pencarian bakat oleh beberapa manajemen artist sering dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Kebetulan beberapa minggu lalu saya mendapatkan sms dari seorang sahabat yang kini menetap di Jakarta. Ia berasal dari Yogyakarta. Profesinya adalah seorang gitaris dari band yang mengusung musik beraliran reggae. Berawal dari sekedar bertanya kabar maka kami pun membahas perkembangan bandnya yang kini sudah dilirik oleh sebuah manajemen artis. Awalnya band mereka dikenal hanya sebatas band indie, sering melanglangbuana café to café,atau event – event bergengsi di wilayah Jawa. Lalu setelah pihak manajemen artis melakukan pencarian bakat maka band mereka dianggap masuk kriteria dan hijrahlah mereka ke Jakarta.
Semua di atur oleh pihak manajemen artis. Dari tempat tinggal di ibukota, jadwal manggung, perubahan nama band, sampai dengan urusan RBT. Pada awalnya semua sesuai dengan kontrak kerja, antara pihak band rekan saya dengan pihak manajemen artisnya. Tapi lama – kelamaan banyak hal yang sedikit mengganggu perjalanan bermusik mereka. Job terbengkalai. Dan dengan terpaksa terkadang band ini harus mencari job sendiri. Lalu honor RBT  yang tak kunjung dibayarkan, jika ditanya pada yang bersangkutan selalu tidak ada jawaban yang memuaskan. Dan yang lebih membuat rekan saya naik pitam adalah pihak manajemen artis tersebut lebih mengurus band yang lebih lama jam terbangnya daripada band rekan saya ini dengan alasan sudah memiliki banyak fans.
Hal ini sungguh diluar bayangan rekan saya, pandangan tentang keuntungan mengais rezeki di Jakarta dengan bermodalkan kemampuan bermusik mereka sudah jauh dari jangkauan. Padahal jika mereka tetap di Jogja banyak sekali job yang sudah menunggu. Tapi perilah kontrak yang sudah terlanjur di tanda tangani maka mereka tidak bisa asal – asalan menerima job diluar kesepakatan dengan pihak manajemen.
Mayoritas masyarakat awam menganggap menjadi artis sama seperti investasi. Kekayaan yang di depan mata, mobil dan rumah mewah yang akan menjadi bagian dari hidupnya. Tapi coba tengok dan lihat lebih jauh ke dalam dunia entertainment, terkadang produktivitas akan terbenam diantara para pendatang baru yang lebih muda, inovatif, dan memiliki daya jual lebih. Banyak artis – artis baik artis sinetron, sineas, penyanyi, pemain band, yang akhirnya tak jelas masa depannya seiring berjalannya waktu. Banyak pula yang tertipu oleh pihak manajemen bahkan oleh asistennya sendiri.
Boleh dibilang industri musik di Indonesia saat ini sudah mulai mampu bersaing dengan industri musik mancanegara. Oleh karena itu pihak manajemen artis akan terus memilih yang terbaik diantara yang paling baik.
Yang jadi pertanyaan adalah, apakah manajemen artis yang baru – baru ini bermunculan memiliki dasar manajemen yang bisa me-manage artisnya dengan baik? Atau hanya sekedar mengais keuntungan tanpa memperdulikan kesejahteraan artisnya?
Jangan tergiur dengan janji – janji kepopuleran yang ditawarkan pihak manajemen artis. Kepopuleran bukan kebutuhan melainkan hadiah atas kerja keras anda. Kenali dulu siapa mereka. Bagaimana cara kerjanya. Perbanyak informasi tentang eksistensinya. Jangan menandatangani kontrak sebelum mencermati setiap point di dalam surat perjanjian hanya karena azas kepercayaan. Karena jika sekali salah melangkah maka anda akan berhadapan dengan pihak berwajib, dan itu sangat memakan waktu dan biaya, walaupun pada awalnya anda yang merasa dirugikan.

Tidak ada komentar: